BANYAK
di PIKIRAN
Sumber : Google. 2020
“Everything is what I think”
kalimat
tersebut saya baca di bio Instagram sahabat
saya. Cukup membuat saya tertarik untuk berpikir. Kalau diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia artinya “semuanya adalah apa yang saya pikirkan”. Tanpa
bertanya maksud dari kalimat tersebut, saya mengambil kesimpulan bahwa apa yang
akan kita lakukan dimasa yang akan datang adalah apa yang ada dalam pikiran
kita sendiri. Ketika kita melakukan pekerjaan produktif seperti membantu
pekerjaan rumah, membaca buku, menulis, atau hal lainnya sepertinya itulah yang
ada dipikirannya. Ketika kita melakukan rebahan dalam satu hari itu, maka
itulah yang ada di pikiran kita bahwa “hari ini saya tidak akan melakukan hal
apapun kecuali rebahan”. Ya, itulah mindset
atau pola pikir, bagaimana kita mengatur pola pikir agar apa yang kita
lakukan setidaknya harus memberi manfaat untuk orang lain, atau memberikan
sedikit perubahan untuk kehidupan kita yang ujung- ujungnya supaya kita bisa
membantu orang lain dan membuat oranglain bahagia atau pola pikir kita sendiri
akan menjerumuskan kepada kegiatan yang justru merusak diri sendiri.
Banyak
hal yang ingin saya lakukan dan semuanya ada di pikiran saya sekarang ini.
Ingin rasanya saya meluapkan hal- hal tersebut, namun semuanya serba tertahan.
Semuanya bertumpuk dipikiran dan memberi kegelisahan dalam hati saya. Mengapa
saya merasa begitu? Mungkin ini juga pernah terjadi pada diri kalian ketika
kalian akan memulai sesuatu atau saat kalian mencari sesuatu dan kalian
mendapatkannya tiba- tiba ada rasa “ragu”.
Kemarin, saya menonton dan mendengarkan cuitan motivasi “bagaimana membuat mind mapping
tujuan kehidupan” dari channel youtube
Pagar Kehidupan. Bang Arian Surya menyampaikan perbedaan antara Passion dengan Hobi. Karena dua hal
tersebut adalah hal yang paling mendasar untuk menentukan hal- hal apa saja
yang sesuai untuk kita lakukan. Terkadang, ada beberapa hal yang selalu kita
lakukan namun ternyata itu bukan diri kita. Saat kita belajar hal tersebut
walau bukan sesuatu yang salah ujung- ujung nya ada yang menggerutu “itu bukan
saya, saya gak suka ini. Saya jadi gak bisa mengeksplorasi diri kalau harus
terus melakukan hal ini”, dan hal itu yang sebenarnya membuat kamu ragu, benar?.
Nah,
perbedaan yang membuka pikiran saya antara Passion
dan Hobbi adalah dari penjelasannya. Menurut Bang Arya (2020) passion adalah hal- hal yang dengan tanpa
sadar kita mau melakukannya dan setiap hari dilakukan oleh kita dengan perasaan
senang atau bahagia yang memberi rasa kepuasan kepada diri kita. Sedangkan Hobi
menurut Bang Arya (2020) adalah hal- hal yang kita suka, tapi kalau kita
melakukan hal tersebut setiap hari kita gak bisa karena keterbatasan sesuatu
dalam diri kita. Contoh passion misalnya
saat kamu senang dengan menulis sesuatu entah itu artikel, laporan atau apapun itu dan kamu bisa melakukan
setiap hari tanpa ada paksaan dari siapapun maka passion kamu adalah menulis. Kamu suka mengedit gambar apalagi
dengan menambah caption, tapi kamu
gak bisa melakukan setiap hari karena kamu merasa pusing atau tidak setiap saat
mendapatkan ide, maka itu adalah hobi. Apa yang ada dalam pikiran kita
hendaknya tidak harus diliputi oleh rasa ragu jika hal itu merupakan passion dalam diri kita untuk bisa kita
lakukan.Keraguan itu yang justru harus kita lawan agar bisa memulainya, kalau nggak sekarang kapan lagi? Kalau gak
hari ini, mau kapan?
Berhentilah
untuk ragu kepada diri sendiri, lakukan apa yang bisa kamu lakukan walau hanya
berpengaruh 1% pada dirimu atau lingkungan kamu. Setidaknya ada hal yang bisa
kamu berikan entah itu soal luapan perasaan memberi hikmah kemudian bisa
mengubah hal tertentu dalam diri orang lain. Harta yang kamu punya untuk bisa
diberikan pada mereka yang membutuhkan agar mereka dapat bertahan hidup.
Senyuman yang sangat mudah kamu berikan agar oranglain merasa senang saat
melihat energy positif yang telah kamu miliki. Berhenti untuk ragu karena
melihat apa yang dilakukan oranglain, jika kamu terus memperhatikan mereka
kapan kamu akan fokus pada dirimu sendiri? Sekalipun kamu merasa apa yang kamu
berikan bernilai kecil namun itu bisa menjadi berharga untuk seseorang yang
menerima dan merasakan apa yang kamu berikan. Hidup ini tidak melulu soal
pemikiran penolakan dari orang lain tentang apa yang kamu berikan, tapi soal
penerimaan apapun itu bentuknya saat sesuatu baik itu telah kamu lakukan/ atau
kamu berikan. Entah itu sebuah ucapan “Terimakasih” atau untaian do’a untuk
keberkahan hidupmu. Jadi, mulailah, Jangan Banyak di Pikiran tapi segera
laksanakan sedikit demi sedikit. Jika kamu mengetahui Allah menyukai pekerjaan
yang dilakukan sedikit demi sedikit dan konsisten, daripada hal yang bersar
namun kamu mudah berhenti. Jangan ragu menunjukan dirimu pada Semesta Biru!
Comments
Post a Comment